Misi Dagang Jatim–Sulteng 2025 Cetak Transaksi Rp1,54 Triliun



photo

PALU, 21 OKTOBER 2025 – Kolaborasi perdagangan antarprovinsi kembali mencatat hasil gemilang. Misi Dagang dan Investasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Sulawesi Tengah (Sulteng) berhasil membukukan transaksi senilai Rp1,54 triliun.

Jumlah tersebut melonjak 14 kali lipat dibanding misi serupa pada 2022 yang hanya mencapai Rp104,92 miliar.

“Jatim menjual Rp1,297 triliun dan membeli dari Sulteng senilai Rp245,09 miliar. Ini menjadi titik awal penguatan lintas sektor antara dua provinsi,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (18/10/2025).

Misi dagang ini menjadi agenda kesembilan Pemprov Jatim sepanjang 2025 sekaligus yang ke-45 selama kepemimpinan Khofifah. Sejumlah komoditas unggulan Jawa Timur mendominasi transaksi, di antaranya bahan bangunan, benih hortikultura, olahan susu dan daging sapi, pakan ikan dan udang, mesin pengurai sabut kelapa, apel, jeruk, beras, tepung mocaf, serta brown sugar.

Sementara dari pihak Jatim, pelaku usaha juga membeli produk khas Sulawesi Tengah seperti kopi arabika natura, kelapa, ikan kembung, tuna, bandeng, kemiri, dan rotan asalan.

Mengacu data perdagangan antarwilayah tahun 2022, total nilai perdagangan Jatim–Sulteng mencapai Rp4,69 triliun, dengan surplus Rp1,98 triliun bagi Jawa Timur. Nilai muat (penjualan ke Sulteng) mencapai Rp3,33 triliun, sedangkan nilai bongkar (pembelian dari Sulteng) sebesar Rp1,36 triliun.

Lima komoditas utama yang dijual Jatim ke Sulteng meliputi motor dan generator DC, tembakau, ubin keramik, lori crane dan mobil derek, serta trailer dan semi-trailer, yang menyumbang 78% dari total ekspor Jatim ke Sulteng.

Adapun dari sisi pembelian, lima komoditas terbesar yang dibeli Jatim dari Sulteng adalah tanaman bahan wewangian dan farmasi, kakao, kayu gelondongan, plastik pengemasan, dan buah tropis, dengan kontribusi hingga 97,6% dari total impor Jatim dari Sulteng.

Khofifah menegaskan bahwa misi dagang ini tidak berhenti pada transaksi semata. Ia berharap kolaborasi tersebut berkembang menjadi kerja sama antardaerah yang konkret.

“Sulteng memiliki potensi besar, termasuk tenun dan songket lokal yang bisa dikembangkan menjadi Desa Devisa. Nantinya bisa diperkuat melalui akses pasar, modal, dan desain sesuai tren global,” jelas Khofifah.

Ia juga menyoroti potensi perhutanan sosial dan durian Musang King dari Sulteng yang dinilai sangat prospektif.

“Selama ini, 85 persen Durian Musang King di Jatim masih impor, sementara Sulteng sudah mampu menembus pasar ekspor. Ini peluang besar membuka rantai perdagangan baru,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid mengapresiasi langkah Jatim dalam membuka ruang kolaborasi yang saling menguntungkan.

Ia menambahkan, pengalaman dari Jawa Timur menjadi inspirasi bagi pihaknya untuk memperkuat sektor-sektor unggulan di daerahnya. “Termasuk potensi Durian Musang King, bagaimana bisa dikembangkan agar memberi nilai tambah lebih tinggi,” pungkasnya.

Get In Touch

Jl Pahlawan No 7, Surabaya

gmail : vnncitra@gmail.com

Follow Us

© ekuitas.co. All Rights Reserved.